Wednesday, December 28, 2011
ERD: CDM, PDM. dan Desain Input Output Apotek xxx (3)
Analisa Sistem, Desain Sistem, Conteks Diagram, HIPO, dan DFD Apotek xxx (2)
Desain Sistem Informasi Penjualan, Pembelian Dan Persediaan Obat Pada Apotek xxx (1)
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Friday, November 4, 2011
Resume Mata Kuliah: Perancangan Sistem Informasi
Saturday, October 1, 2011
Teknik Memotivasi
Terinspirasi dari:
http://www.handokotantra.com/teknik-memotivasi-diri-agar-sukses.html
Sunday, September 25, 2011
Jaringan Komputer & Pengaman (3): Data Link Layer
Tugas Link Layer
Tugas dari protokol link layer adalah memindahkan datagram dari satu node ke node berikutnya melalui individual link dalam bentuk frame. (Node: Terminal).
Disebut individual link karena, link antara node-node tersebut mungkin menggunakan protokol yang berbeda-beda. Misalnya, link pertama adalah ethernet, link berikutnya frame relay dan link terakhir PPP. Contoh: Modem Speedy.
Layanan Link Layer:
1. Framin: Membungkus (encapsulate) datagram ke dalam bentuk frame sebelum transmisi.
2. Link Access: Protokol-protokol Media Access Control (MAC) mengatur bagaimana sebuah frame di transmisikan ke dalam link. Misalnya, point-to-point (Biasanya kabel atau wireless, tapi tetap dalam satu tujuan) atau broadcast (Biasanya dari sebuah jaringan yang tersebar ke seluruh arah).
3. Reliable Delivery: Protokol link layer menjamin agar pengiriman datagram melalui link terjadi tanpa error. Contoh: Protokol TCP.
4. Flow Control: Karena setiap node memiliki keterbatasan buffer (memory / tempat penyimpanan sementara), maka link layer menjamin agar pengiriman frame tidak lebih cepat daripada pemrosesan frame pada sisi penerima.
5. Error Detection: Kesalahan bit dapat terjadi akibat atenuasi (pelemahan) sinyal atau noise (gangguan) di dalam link. Link layer melakukan deteksi kesalahan, tetapi tidak meminta pengiriman kembali frame yang salah tersebut. Frame yang salah akan dibuang.
6. Error correction: Selain melakukan deteksi kesalahan, link layer juga dapat melakukan koreksi terhadap bit yang salah. Tidak semua protokol link layer mampu memberikan layanan ini, tergantung protokol yang digunakan.
Protokol Multiple Access
Pada model transmisi secara broadcast, semua node memiliki kesempatan yang sama untuk mengirim dan menerima frame.
Teknologi Link Wireless:
1. Pembusuran link wireless: Teknologi frekuensi radio (RF) dan Inframerah
2. Teknik akses yang paling banyak digunakan pada teknologi RF (Radio Frequency)-Multiple akses FDMA.
Klasifikasi Protokol Multiple Access
Protokol Multiple Access:
1. Contention Less (Schedulling):
a. Fixed Assignment: FDMA
b. Demand Assignment: Polling Token Passing
2. CDMA
3. Contention (Random Access):
a. Repeated Random Access: Aloha S-Aloha
b. Random Access With Reservation: Implicit, Explicit
Contentionless:
Cara pengaksesan dimana waktu pengiriman setiap user telah dijadwalkan sebelumnya untuk menghindari terjadinya tubrukan paket data apabila beberapa user mengakses suatu kanal pada saat yang sama.
Cara Penjadwalan Contentionless:
1. Fixed Assignment Schedulling: Protokol ini mengalokasikan suatu bagian yang sifatnya tetap kepada setiap user.
2. Kelemahan sistem ini terletak pada in-efiesiensi jaringan, karena time slot atau frekuensi yang telah dialokasikan untuk user tertentu tidak dapat digunakan oleh user lain walaupun time slot atau frekuensi tersebut tidak digunakan.
3. Demand Schedulling: Protokol ini mengalokasikan jaringan kepada setiap user yang memiliki paket data yang hendak dikirimkan.
Contention: Waktu pengiriman dipilih secara acak, Tidak dilakukan penjadwalan pada transmisi paket, sehingga setiap user memiliki kebebasan untuk mengirim paket data kapan saja. Cara Transmisi Contention Untuk menghindari terjadinya tabrakan antar paket data dilakukan dengan :
1. Repeated random access protocol: Protokol ini dilakukan dengan metode ALOHA, slotted ALOHA, dan CSMA (carrier sense multiple access).
2. Random access with reservation: Pada protokol ini, user yang berhasil mengirim paket data ke penerima, akan memperoleh alokasi kanal yang disebut reservasi, untuk pengiriman paket data selanjutnya.
3. Random Access Protocol:
a. Slotted ALOHA (untuk satellite communication)
b. ALOHA (untuk satellite communication)
c. Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection (CDMA/CD) (Untuk LAN)
d. Carrier Sense Multiple Access/Collision Avoidance (CDMA/CA) (Untuk Wireless Communication)
Channel Partitioning Protocol:
- TDM (Time Division Multiplexing)
- FDM (Frequency Division Multiplexing)
- CDMA (Code Division Multiple Access)
Ethernet:
· Ethernet adalah teknologi jaringan yang dibuat dan dipatenkan perusahaan Xerox.
· Pertama kali diusulkan oleh Robert Metcalfe pada tahun 1972.
· Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD.
· Kecepatan transmisi data di ethernet sampai saat ini adalah 10 Mbps (Ethernet), 100 Mbps (Fast Ethernet) dan 1Gbps (Gigabit Ethernet).
· Distandarkan oleh IEEE sejak 1978 dengan nama IEEE 802.3.
1. 10Base5 (thicknet): 10 à 10 Mbps (maximum data rate). Base à komunikasi baseband. 5 à Panjang segmen maksimum 500m.
2. 10Base2 (cheapernet atau thinnet): 10 à 10 Mbps (maximum data rate). Base à komunikasi baseband. 2 à Panjang segmen maksimum 185m.
3. 10BaseT: Network Card, UTP Cable Cat 3, RJ-45 Connector. Panjang segmen maksimum 100m.
4. 100BaseT (Fast Ethernet): Kecepatan maksimum transmisi data 100 Mbps. Jenis kabel: UTP Cat 5 (Category 5). Panjang segmen maksimum 100m.
5. 100Base-FX dan 100Base-SX: Menggunakan optical fiber. Panjang segmen maksimum untuk 100Base-FX 300m untuk komunikasi half-duplex. Panjang segmen maksimum untuk 100Base-SX 400.
Cara Pengkabelan UTP ada 2:
1. Straight-Through UTP Cabling
2. Crossover UTP Cabling
Friday, August 5, 2011
Akuntansi 2: Contoh Soal Persediaan, bruto, eceran
Contoh Soal Persediaan:
Tgl 2: Persediaan awal : 100 unit
Harga : 100 / unit
Tgl 3: Pembelian : 200 unit
Harga : 110 / unit
Tgl 5: Penjualan : 150 unit
Harga : 150 / unit
Tgl 10: Pembelian : 200 unit
Harga : 120 / unit
Tgl 15: Pembelian : 100 unit
Harga : 125 / unit
Tgl 20: Penjualan :250 unit
Harga : 150 / unit
Tgl 25: Penjualan :50 unit
Harga : 150 / unit
Jawaban:
Pembelian:
100 x 100 = 10.000
200 x 110 = 22.000
200 x 120 = 24.000
100 x 125 = 12.500
Barang siap dijual = 10.000 + 22.000 + 24.000 + 12.500 = 68.500
Jumlah pembelian = 100 + 200 + 200 + 100 = 600
Penjualan:
150 x 150 = 22.500
250 x 150 = 37.500
50 x 150 = 7.500
Jumlah Penjualan = 150 + 250 + 50 = 450
Penjualan bersih = 22.500 + 37.500 + 7.500 = 67.500
Sisa = (Jm Pembelian – Penjualan) = 650 - 450 = 150
FIFO:
100 x 125 = 12.500
50 x 120 = 6.000
Persediaan akhir = 12.500 + 6.000 = 18.500
HPP = Brg siap dijual – persediaan akhir = 68.500 – 18.500 = 50.000
Laba Kotor = Penjualan bersih – HPP = 67.500 – 50.000 = 17.500
LIFO:
100 x 100 = 10.000
50 x 110 = 5.500
Persediaan akhir = 10.000 + 5.500 = 15.500
HPP = Brg siap dijual – persediaan akhir = 68.500 – 15.500 = 53.000
Laba Kotor = Penjualan bersih – HPP = 67.500 – 53.000 = 14.500
Average:
Persediaan akhir: Barang siap dijual / jumlah pembelian = 68.500 / 600 = 17.125
HPP = Brg siap dijual – persediaan akhir = 68.500 – 17.125 = 51.375
Laba Kotor = Penjualan bersih – HPP = 67.500 – 51.375 = 16.125
Contoh soal metode eceran:
Jika penjualan $75.000, berapa harga pokok persediaan akhir, berapa harga pokok penjualan, berapa laba kotornya, jika :
Persediaan awal (harga pokok) : 36.000
Harga jual : 50.000
Pembelian bersih (harga pokok) : 124.000
Harga jual : 170.000
Penjualan bersih : 150.000
Jawaban:
Menentukan harga pokok:
Persediaan tersedia dijual: Persediaan awal + pembelian bersih = 36.000 + 124.000 = 160.000
Menentukan harga jual:
Persediaan tersedia dijual: HJ Persediaan awal + HJ pembelian bersih = 50.000 + 170.000 = 220.000
Persentase harga pokok terhadap harga jual:
Jumlah harga pokok persediaan tersedia dijual / Jumlah harga jual persediaan tersedia dijual =
160.000 / 220.000 = 0,72 x 100% = 72,7% = 73%
Persediaan akhir = Persediaan tersedia dijual (HJ) – Penjualan bersih
= 220.000 – 150.000 = 70.000
HPP = Persediaan tersedia dijual (HP) – (Persentase HP / HJ x persediaan akhir)
= 160.000 – ( 73% x 70.000)
= 160.000 – 51.100 = 108.900
Contoh soal metode laba bruto:
berapa harga pokok persediaan akhir, berapa harga pokok penjualan, berapa laba kotornya, jika :
Persediaan awal : 20.000
Pembelian bersih : 70.000
Potongan pembelian : 1.500
Retur pembelian : 2.500
Biaya angkut : 2.000
Penjualan : 65.000
Retur penjualan : 1.000
Potongan penjualan : 500
Estimasi laba kotor : 25%
Jawaban:
Persediaan barang siap dijual:
(Persediaan awal + pembelian bersih + biaya angkut pemb) – (Retur pemb – Potongan pemb)
= (20.000 + 70.000 + 2.000) – (2.500 + 1.500)
= 92.000 – 4.000 = 88.000
Penjualan bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan penjualan)
= 65.000 – (1.000 + 500) = 63.500
Taksiran laba kotor = 25% x 63.500 = 15.875
HPP = Penjualan bersih – Taksiran laba kotor
= 63.500 – 15.875 = 47.625
Persediaan akhir = Persediaan barang siap dijual – HPP
= 88.000 – 47.625 = 40.375
Teori dan Perhitungan Aktiva Tetap
AKTIVA TETAP
DIFINISI
Aktiva Tetap adalah:
Aktiva yang jangka pemakaiannya lama, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki untuk tidak dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta yang nilainya cukup material.
HARGA PEROLEHAN
Harga perolehan adalah : semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di tempat dan siap dipakai.
- Aktiva yang diperoleh gabungan
- harga perolehan angsuran.
PENYUSUTAN
Semua jenis aktiva tetap (kecuali tanah) akan berkurang/ menurun kemampuannya seiring dengan berlalunya waktu.
Menurunnya kemapuan tersebut disebabkan oleh :
- pemakaian
- Keausan
- Ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta
- Keterbelakangan teknologi
Penyusutan adalah pengakuan akan adanya penurunan kemampuan dari suatu aktiva tetap.
Pengakuan ini harus dicatat sebagai beban, yaitu beban penyusutan dan akumulasi penyusutan
Akumulasi penyusutan adalah perkiraan kontra dari aktiva tetap yang bersangkutan yang digunakan untuk mencatat secara kumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan.
Nilai Buku adalah aktiva tetap yang belum disusutkan, atau selisih antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan
METODE PENYUSUTAN
Faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan :
1. Dasar penyusutan
2. Taksiran manfaat
Dasar Penyusutan
Adalah nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan :
1. Harga Perolehan :
- Harga perolehan itu sendiri
- Harga perolehan – Nilai Sisa
2. Nilai Buku
Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir masa manfaat.
Taksiran Manfaat
Taksiran manfaat mencerminkan besarnya kapasitas/ manfaat aktiva tetap selama dapat dipakai.
Dinyatakan dalam :
- lamanya jangka waktu pemakaian (umur berguna atau masa manfaat)
- kapasitas produksi yang dapat dihasilkan
Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tariff penyusutan.
RUMUS PENYUSUTAN
Biaya penyusutan = TarifPenyusutan X Dasar Penyusutan
Beberapa metode untuk menghitung penyusutan :
- Metode garis lurus (straight line)
- Metode saldo menurun (declining balance)
- Metode Jumlah angka tahun (sum of the years digit)
- Metode unit produksi (unit of production)
Metode Garis Lurus (straight line)
Dalam metode ini, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Rumus :
Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan
Tarif penyusutan = 100 %
Umur aktiva tetap
Dasar Penyusutan = Harga Perolehan - Nilai Sisa
Metode Saldo Menurun (declining balance)
Dalam metode saldo menurun, biaya penyusutan makin menurun dari tahun-ke tahun. Dengan anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetpa dalam memberikan jasanya, juga akan makin menurun.
Rumus :
Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan
Tarif penyusutan = Dua kali tarif metode garis lurus
Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode
Metode Jumlah angka tahun (sum of the years digit)
Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.
Rumus :
Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan
Dasar Penyusutan = Harga Perolehan - Nilai Sisa
Tarif penyusutan = Pecahan yang makin lama makin kecil, dengan pembilang adalah angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Pembilang untuk tahun pertama adalah angka tahun terakhir, pembilang tahun kedua adalah angka tahun kedua setelah terakhir dan seterusnya. Sebagai penyebut adalah jumlah angka-angka tahun yang ada.
Metode Unit Produksi (unit of production)
Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Yang dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit-unit kegiatan lain.
Rumus :
Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan
Tarif penyusutan = Produksi Aktual
Kapasitas Produksi
Dasar Penyusutan = Harga Perolehan - Nilai Sisa
PERLAKUAN LAIN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian.
Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan cara :
- dijual
- ditukarkan dengan aktiva lain
- dibuang (dihapuskan)
untuk mencatat transaksi di atas, yang pasti nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan, harus dikeluarkan dari catatan pembukuan.
Penjualan
Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan.
Nilai buku dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap.
Jurnal untuk mencatat penjualan :
Untung :
Kas Rp. xxx
Akumulasi penyusutan Rp. xxx
Aktiva tetap Rp. xxx
Keuntungan penjualan Rp. xxx
Rugi :
Kas Rp. xxx
Akumulasi penyusutan Rp. xxx
Kerugian penjualan Rp. xxx
Aktiva tetap Rp. xxx
Penukaran
Suatu aktiva yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva sejenis, atau dapat juga dilakukan dengan aktiva tetap yang tidak sejenis.
Dalam penukaran (trade-in) aktiva tetap, terlebih dahulu harus ditentukan nilai tukarnya (trade-in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan harga aktiva baru merupakan jumlah yang harus dibayar. Selisih nilai tukar dengan nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran. Jika nilai tukar lebih besar dari nilai buku, maka diperoleh keuntungan, jika sebaliknya, maka diperoleh kerugian.
- penukaran aktiva tetap tidak sejenis
- penukaran aktiva tetap sejenis
pencatatan penukaran aktiva tetap. (untung)
Tidak sejenis :
Aktiva tetap B Rp. XXX
Akumulasi peny. Rp. XXX
Aktiva tetap A Rp. XXX
Kas Rp. XXX
Keuntungan penukaran Rp. XXX
Sejenis :
Aktiva tetap A Rp. XXX
Akumulasi peny. Rp. XXX
Aktiva tetap A Rp. XXX
Kas Rp. XXX
( keuntungan penukaran, mengurangi harga perolehan aktiva tetap yang baru)
pencatatan penukaran aktiva tetap. (rugi)
Tidak sejenis :
Aktiva tetap B Rp. XXX
Akumulasi peny. Rp. XXX
Kerugian penukaran Rp. XXX
Aktiva tetap A Rp. XXX
Kas Rp. XXX
Sejenis :
Aktiva tetap A Rp. XXX
Akumulasi peny. Rp. XXX
Kerugian penukaran Rp. XXX
Aktiva tetap A Rp. XXX
Kas Rp. XXX
Penghapusan
Apabila aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan, maka aktiva tetap tersebut bisa dihapuskan apabila sudah tidak bermanfaat. Apabila penghapusan ini terjadi, maka akan terjadi kerugian sebesar nilai buku aktiva tetap tersebut.
Cara pencatan :
Akumulasi peny. Rp. XXX
Kerugian penghapusan Rp. XXX
Aktiva tetap Rp. XXX
Contoh Soal:
Sebuah perusahaan dagang membeli mesin Rp 60 juta, ongkos angkut Rp 3 juta, biaya pemasangannnya Rp 2 juta, diperkirakan masa ekonomisnya 5 tahun, dengan nilai sisa 15 juta, diminta buat daftar penyusutan aktiva tetap mulai tahun 1 sd terakhir.
a) Jika dibeli tgl 3 januari 2005
b) Jika dibeli tgl 3 juni 2005
- Metode Garis lurus
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
= (60+3+2) – 15
= 50
Tarif penyusutan = 100% / umur aktiva tetap
= 100& / 5
= 20%
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan X dasar penyusutan
= 20% X 50
= 10
Nilai Buku = Harga Perolehan – Ak.Penysutan (biaya peny 1)
= 65 – 10
= 55
Tahun | Harga perolehan | Biaya Penyusutan | Ak. Penyusutan | Nilai Buku |
2005 | 65.000.000 | 10.000.000 | 10.000.000 | 55.000.000 |
2006 | 65.000.000 | 11.000.000 | 21.000.000 | 44.000.000 |
2007 | 65.000.000 | 8.800.000 | 29.800.000 | 35.200.000 |
2008 | 65.000.000 | 7.040.000 | 36.840.000 | 28.160.000 |
2009 | 65.000.000 | 5.632.000 | 42.472.000 | 22.528.000 |
| | | | |
- Metode Saldo Menurun
- Jika dibeli tgl 3 januari
Dasar Penyusutan = Nilai buku awal periode (harga perolehan)
= 65
Tarif Penyusutan = 2x tarif metode garis lurus
= 100% / 5 x 2
= 40%
Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan X dasar penyusutan
= 40% X 65
= 26
Nilai Buku = Harga Perolehan – Ak.Penysutan (biaya peny 1)
= 65 – 26
= 39
Tahun | Harga perolehan | Biaya Penyusutan | Ak. Penyusutan | Nilai Buku |
2005 | 65.000.000 | 26.000.000 | 26.000.000 | 39.000.000 |
2006 | 65.000.000 | 15.600.000 | 41.600.000 | 23.400.000 |
2007 | 65.000.000 | 9.360.000 | 50.960.000 | 14.040.000 |
2008 | 65.000.000 | 5.616.000 | 56.576.000 | 8.424.000 |
2009 | 65.000.000 | 3.369.600 | 59.945.600 | 5.054.400 |
| | | | |
- Jika dibeli tgl 3 juni 2005
Biaya Penyusutan = 7 / 12 x 40% x 65.000.000
= 0,58 x 40% x 65.000.000
= 0,23 x 65.000.0000
= 15.166.667
Nilai Buku = 65.000.000 – 15.166.667
= 49.833.333
Tahun | Harga perolehan | Biaya Penyusutan | Ak. Penyusutan | Nilai Buku |
2005 | 65.000.000 | 15.166.667 | 15.166.667 | 49.833.333 |
2006 | 65.000.000 | 19.933.333 | 35.100.000 | 29.900.000 |
2007 | 65.000.000 | 11.960.000 | 47.060.000 | 17.940.000 |
2008 | 65.000.000 | 7.176.000 | 54.236.000 | 10.764.000 |
2009 | 65.000.000 | 4.305.600 | 58.541.600 | 6.458.400 |
| | | | |
- Metode jumlah angka tahun
a) Jika dibeli 3 januari 2005
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
= (60+3+2) – 15
= 50
Tarif Penyusutan = X / Y = 1,2,3,4, ...., n / 1+2+3+4....+n
Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan X dasar penyusutan
= th 1: 5 / 15 x 50.000.000 = 16.666.667
= th 2: 4 / 15 x 50.000.000 = 13.333.333
= th 3: 3 / 15 x 50.000.000 = 10.000.000
= th 4: 2 / 15 x 50.000.000 = 6.666.667
= th 5: 1 / 15 x 50.000.000 = 3.333.333
Nilai Buku = Harga Perolehan – Ak.Penysutan (biaya peny 1)
= 65.000.000 – 16.666.667
= 48.333.333
Tahun | Harga perolehan | Biaya Penyusutan | Ak. Penyusutan | Nilai Buku |
2005 | 65.000.000 | 16.666.667 | 16.666.667 | 48.333.333 |
2006 | 65.000.000 | 13.333.333 | 30.000.000 | 35.000.000 |
2007 | 65.000.000 | 10.000.000 | 40.000.000 | 25.000.000 |
2008 | 65.000.000 | 6.666.667 | 46.666.667 | 18.333.333 |
2009 | 65.000.000 | 3.333.333 | 50.000.000 | 15.000.000 |
| | | | |
b) Jika dibeli 3 juni 2005
Biaya Penyusutan:
2005 = 7 / 12 x 5 / 15 x 50.000.000 = 9.722.222
2006 = 5 / 12 x 5 / 15 x 50.000.000 = 6.944.444
= 7 / 12 x 4 / 15 x 50.000.000 = 7.777.778 +
= 14.722.222
2006 = 5 / 12 x 4 / 15 x 50.000.000 = 5.555.556
= 7 / 12 x 3 / 15 x 50.000.000 = 5.833.333 +
= 11.388.889
2006 = 5 / 12 x 3 / 15 x 50.000.000 = 4.166.667
= 7 / 12 x 2 / 15 x 50.000.000 = 3.888.889 +
= 8.655.556
2006 = 5 / 12 x 2 / 15 x 50.000.000 = 2.777.778
= 7 / 12 x 1 / 15 x 50.000.000 = 1.944.444 +
= 4.722.222
2005 = 5 / 12 x 1 / 15 x 50.000.000 = 1.388.889
Tahun | Harga perolehan | Biaya Penyusutan | Ak. Penyusutan | Nilai Buku |
2005 | 65.000.000 | 9.722.222 | 9.722.222 | 55.277.778 |
2006 | 65.000.000 | 14.722.222 | 24.444.444 | 40.555.556 |
2007 | 65.000.000 | 11.388.889 | 35.833.333 | 29.166.667 |
2008 | 65.000.000 | 8.655.556 | 43.888.889 | 21.111.111 |
2009 | 65.000.000 | 4.722.222 | 48.611.111 | 16.388.889 |
2010 | 65.000.000 | 1.388.889 | 50.000.000 | 15.000.000 |
Contoh Soal Aktiva yang ditukar:
Vixion => NB (nilai buku) = 8 juta
Ninja => HP (Harga perolehan) = 40 juta
- Jika Vixion itu dibeli / nilai tukarnya (NT) adalah 7 juta, dan harga perolehannya 20 juta.
- Atas penukaran tersebut untung / rugi
- Berapa jumlah yang harus dibayar atas penukaran tersebut
- Bagaimana pencatatannya
Jawaban:
- Rugi = NB – NT = 8 juta – 7 juta = 1 juta
- Jumlah yang harus dibayar = (HP ninja – NT Vixion) = 40 juta – 7 juta = 33 juta
- Cara pencatatannya:
Akumulasi penyusutan Rp 12.000.000 (HP-NB)
Kendaraan (Ninja) Rp 40.000.000
Kerugian Rp 1.000.000
Kendaraan (Vixion) Rp 20.000.000
Kas Rp 33.000.000
- Jika nilai tukar 10 juta;
- Untung = 10 juta – 8 juta = 2 juta
- Jumlah yang harus dibayar = (HP ninja – NT Vixion) = 40 juta – 10 juta = 30 juta
- Cara Pencatatannya:
Akumulasi penyusutan Rp 38.000.000 (HP-NB)
Kendaraan (Ninja) Rp 12.000.000
Kendaraan (Vixion) Rp 20.000.000
Kas Rp 30.000.000