Wednesday, December 28, 2011

ERD: CDM, PDM. dan Desain Input Output Apotek xxx (3)

ERD:
1. CDM

2. PDM

Desain input output:
1. Form Data Jenis Obat
Form data jenis obat berfungsi untuk menyimpan berbagai data kode jenis obat dan menggolongkan ke dalam nama jenis. Disini terdapat kolom kode jenis obat yang type datanya text. Kemudian nama jenis yang type datanya text.Disini terdapat button simpan,ubah,tambah,hitung dan exit.



2. Form Data Obat
Mencatat Berbagai Data Obat baru yang telah di pesan dari supplier



3. Form Pengguna
Form pengguna berfungsi untuk mencatat pengguna aplikasi ini.



4. Form Tambah Stok Barang
Form tambah stok barang berfungsi menginputkan stok barang baru.


5. Form Transaksi Penjualan
Form transaksi penjualan mencatat semua transaksi penjualan di apotek.

Analisa Sistem, Desain Sistem, Conteks Diagram, HIPO, dan DFD Apotek xxx (2)

BAB II: Analisa Sistem
Dokumen Flow Manual Proses Penjualan:


Dokumen Flow Manual Proses Pembelian:


Dokumen Flow Manual Persediaan Obat:


BAB III: Desain Sistem:
- Analisa Sistem Baru
Dokumen Flow komputerisasi Proses Penjualan:


Dokumen Flow komputerisasi Proses Pembelian:


Dokumen Flow Komputerisasi Persediaan Obat:




CONTEKS DIAGRAM:


HIPO:

DFD Level 0:


DFD Level 1:

1. Proses Penjualan



2. Proses Pembelian



3. Proses Persediaan


Desain Sistem Informasi Penjualan, Pembelian Dan Persediaan Obat Pada Apotek xxx (1)

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem informasi digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyediakan informasi dengan tujuan untuk membantu pengambilan keputusan. Apotek xxx adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang penyediaan obat-obatan. Permasalahannya adalah pencatatan sistem informasi pada apotek ini masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan kemungkinan terjadinya human errors. Selain itu, dengan semakin banyaknya jenis obat-obatan, maka proses pendataan yang dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu yang lama.
Oleh sebab itu, apotek ini perlu mengubah sistem informasinya dari sistem manual menjadi sistem terkomputerisasi yang diharapkan dapat membantu apotek dalam penanganan fungsi administrasi dan pendataan transaksi-transaksi yang terjadi.
Dengan demikian permasalahan yang ada pada apotek xxx tentang system pembelian, penjualan dan serta persediaan obat harus diselesaikan. Dengan hal itu pembuatan perencanaan sistem informasi tentang dokumen flow sangat di butuhkan.

1.3 Batasan Masalah

1. Membuat Proses Sistem Informasi pembelian yang ada di apotek xxx
2. Membuat Proses Sistem Informasi penjualan yang ada di apotek xxx
3. Membuat Proses Sistem Informasi persediaan yang ada di apotek xxx
4. Penggolongan beberapa macam-macam obat yang ada di apotek xxx

1.4 Tujuan
1. Untuk mendesain proses penjualan obat di apotek xxx secara terkomputerisasi
2. Untuk mendesain proses pembelian obat di apotek xxx secara terkomputerisasi
3. Untuk mendesain proses persediaan obat di apotek xxx secara terkomputerisasi

1.5 Manfaat
Dapat membantu apotek dalam penanganan fungsi administrasi dan pendataan transaksi-transaksi yang terjadi.

Friday, November 4, 2011

Resume Mata Kuliah: Perancangan Sistem Informasi

Perancangan Sistem Informasi:

Deskripsi Singkat:
Mempelajari perancangan sistem berbasis komputer, mulai identifikasi masalah sampai ke dalam pemodelan yg siap implementasi.
Tujuan: dapat merancang sistem berbasis komputer dengan menggunakan aplikasi pemodelan, seperti: power designer.

DESAIN SISTEM
Dibagi menjadi dua bagian:
1. Desain Sistem Scr. Umum/ General Systems Design, atau disebut conceptual design.
2. Desain Sistem Terinci, atau disebut physical design.

ARTI DESAIN:
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan fungsional.
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Mengambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
5. Dapat berupa pengambaran, perencanaan & pembuatan sketsa/pengaturan dari beberapa elemen yg terpisah ke dlm satu kesatuan yg utuh & berfungsi.
6. Termasuk menyangkut mengkonfirmasi dari komponen-komponen perangkat lunak & perangkat keras dari suatu sistem

TUJUAN DESAIN
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yg jelas & rancang bangun yg lengkap kpd pemrogram komputer & ahli-ahli teknik yg lain, yg terlibat

Cara Membuat proposal tugas proyek perancangan sistem informasi:
1. Judul: Hendaknya singkat & spesifik, tetapi jelas untuk memberi gambaran mengenai sistem yang diusulkan
2. Latar Belakang: Sistem yang diusulkan dilakukan untuk menjawab keingintahuan penulis untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Jelaskan hal2 yg. mendorong pentingnya dilakukan pembuatan sistem. Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah dalam sistem yang dibahas.
3. Perumusan Masalah: Rumuskan dgn jelas permasalahan yang ingin diteliti. Uraikan pendekatan & konsep untuk menjawab masalah yang diteliti. Dapat dijelaskan = definisi, asumsi, batasan penelitian / masalah. Uraikan perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan.
4. Tujuan: Pernyataan singkat mengenai tujuan. Penelitian dapat bertujuan untuk menguraikan, membuktikan, menerapkan konsep atau membuat suatu prototipe.

Bagan Alir (Flowchart)
adalah CHART/bagan yang menunjukkan flow / alir di dalam program / prosedur sistem secara Logika.

PEDOMAN DALAM MEMBUAT FLOWCHART
1. Digambar dari atas ke bawah
2. Kegiatan haru ditunjukkan dengan jelas
3. Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai & dimana akan berakhir
4. Tiap kegiatan digunakan suatu kata yg mewakili suatu pekerjaan
Contohnya : “Hitung gaji “
5. Kegiatan yg. Terpotong & akan disambung di tempat lain, hrs ditunjukkan dgn. simbol penghubung.
6. Gunakan simbol-simbol yg standar.

BAGAN ALIR DOKUMEN (Dokument flowchart)
Disebut bagan alir formulir (Form Flowchart) atau paperwork flowchart, Menunjukkan arus dari laporan & formulir termasuk tembusannya.




DFD
1. Merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang Terstruktur (structured analysis and design )
2. Merupakan dokumentasi dari sistem yang Baik (karena Menggambarkan arus data secara Jelas)

External Entity
External entity pasti memiliki batasan sistem, yg memisahkan suatu sistem dgn lingkungan luarnya. Dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yg. berada di lingkungan luar, sbg. Input / output dari sistem.

Data Flow
Arus data sebaiknya diberikan nama yg. Jelas & mempunyai arti.
Konsep dari arus data:
1. Konsep paket dari data
2. Konsep arus data menyebar
3. Konsep arus data mengumpul
4. Konsep sumber & Tujuan Arus Data : Semua arus data harus dihasilkan dari suatu proses atau menuju ke suatu proses.



Kesalahan Proses di DFD
1. Proses mempunyai input, tetapi tidak menghasilkan output
2. Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input



Bentuk DFD
1. Physical DFD (DADF): Bagaimana proses dari sistem diterapkan
2. Logical DFD (DADL): Proses apa yang terdapat di sistem

DADF
1. Proses manual juga digambarkan
2. Nama dari arus data menunjukkan fakta penerapannya. (harian/Mingguan), contohnya: telp, surat.
3. Simpanan data dpt berupa Non komputer
4. Proses menunjukkan nama dari pemroses ( org, departemen )

DADL
1. Menunjukkan keb. Proses dari sistem yg. Diusulkan scr. Logika
2. Proses yg. Digambarkan scr. Komputer
3. Hemat penggambarannya dibanding DADF

Pedoman dlm menggambar DFD
1. Identifikasikan semua external entity yg. Terlibat di sistem
2. Identifikasi I/O yg. Terlibat dgn external entity

By: Azid Malil'ula Wildan M (10410110014)

Sumber:
http://blog.stikom.edu/lusiani/perancangan-sistem-informasi-prodi-ka/


Saturday, October 1, 2011

Teknik Memotivasi

Hidup ini tanpa motivasi akan menjadi hidup yang tidak bergairah. Memberi motivasi kepada orang lain lebih mudah kita lakukan. Namun terkadang, sulit bagi diri kita sendiri untuk tetap termotivasi agar kita dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dan kesuksesan kita.
Teknik agar kita selalu ingat dan mampu memotivasi diri sendiri disaat kita perlu untuk membangkitkan motivasi untuk mencapai tujuan dan kesuksesan kita adalah sebagai berikut.
- Pikirkan dulu hasil yang akan didapat. Mungkin Salah satu alasan kita kehilangan motivasi karena kita lupa hasil dari kegiatan atau aktifitas yang kita lakukan. Karena itu bila kita merasa kita tidak ingin melanjutkannya atau gampangannya udah mau nyerah dan putus asa, maka ingatlah hasil akhir yang akan kita peroleh setelah menyelesaikannya. Salah satu faktor utama untuk tetap menjaga motivasi dalam diri kita adalah hasil yang akan didapat. Biasanya Anda ingin ikut suatu kegiatan jika sudah nyaman atau menyenangkan.
- Bantuan dari orang lain / Pesaing. Terkadang teman-teman dan keluarga dapat menjadi motivator bagi kita. Memilih seseorang dari mereka yang benar-benar dapat membangkitkan semangat kita dan kita tetap bergerak maju kedepan. Menjadikan orang ini sebagai pribadi yang membawa kita termotivasi dan membiarkan mereka tahu bahwa kita mengandalkan mereka untuk tetap bergerak dan memotivasi kita. Pastikan untuk memilih orang yang sabar menuntun kita, penuh dengan energi dan membangkitkan jiwa serta membakar api motivasi dalam diri kita, hingga kita akan selalu termotivasi untuk melakukan sesuatu apa yang perlu kita lakukan.
- Faktor Kegagalan masa lampau. Kegagalan di masa lampau merupakan hal yang penting untuk melecut / memotivasi semangat kita untuk lebih baik lagi di masa mendatang. Selain itu, hal ini juga dapat membuat kita tak akan lagi mengulang kegagalan yang di masa lampau.
- Selalu ada niatan untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya.
- Tetap berpikir realistis (kenyataan) dan selalu tahu batas diri kita.

Terinspirasi dari:
http://www.handokotantra.com/teknik-memotivasi-diri-agar-sukses.html

Sunday, September 25, 2011

Jaringan Komputer & Pengaman (3): Data Link Layer

Tugas Link Layer

Tugas dari protokol link layer adalah memindahkan datagram dari satu node ke node berikutnya melalui individual link dalam bentuk frame. (Node: Terminal).

Disebut individual link karena, link antara node-node tersebut mungkin menggunakan protokol yang berbeda-beda. Misalnya, link pertama adalah ethernet, link berikutnya frame relay dan link terakhir PPP. Contoh: Modem Speedy.

Layanan Link Layer:

1. Framin: Membungkus (encapsulate) datagram ke dalam bentuk frame sebelum transmisi.

2. Link Access: Protokol-protokol Media Access Control (MAC) mengatur bagaimana sebuah frame di transmisikan ke dalam link. Misalnya, point-to-point (Biasanya kabel atau wireless, tapi tetap dalam satu tujuan) atau broadcast (Biasanya dari sebuah jaringan yang tersebar ke seluruh arah).

3. Reliable Delivery: Protokol link layer menjamin agar pengiriman datagram melalui link terjadi tanpa error. Contoh: Protokol TCP.

4. Flow Control: Karena setiap node memiliki keterbatasan buffer (memory / tempat penyimpanan sementara), maka link layer menjamin agar pengiriman frame tidak lebih cepat daripada pemrosesan frame pada sisi penerima.

5. Error Detection: Kesalahan bit dapat terjadi akibat atenuasi (pelemahan) sinyal atau noise (gangguan) di dalam link. Link layer melakukan deteksi kesalahan, tetapi tidak meminta pengiriman kembali frame yang salah tersebut. Frame yang salah akan dibuang.

6. Error correction: Selain melakukan deteksi kesalahan, link layer juga dapat melakukan koreksi terhadap bit yang salah. Tidak semua protokol link layer mampu memberikan layanan ini, tergantung protokol yang digunakan.

Protokol Multiple Access

Pada model transmisi secara broadcast, semua node memiliki kesempatan yang sama untuk mengirim dan menerima frame.

Teknologi Link Wireless:

1. Pembusuran link wireless: Teknologi frekuensi radio (RF) dan Inframerah

2. Teknik akses yang paling banyak digunakan pada teknologi RF (Radio Frequency)-Multiple akses FDMA.

Klasifikasi Protokol Multiple Access

Protokol Multiple Access:

1. Contention Less (Schedulling):

a. Fixed Assignment: FDMA

b. Demand Assignment: Polling Token Passing

2. CDMA

3. Contention (Random Access):

a. Repeated Random Access: Aloha S-Aloha

b. Random Access With Reservation: Implicit, Explicit

Contentionless:

Cara pengaksesan dimana waktu pengiriman setiap user telah dijadwalkan sebelumnya untuk menghindari terjadinya tubrukan paket data apabila beberapa user mengakses suatu kanal pada saat yang sama.

Cara Penjadwalan Contentionless:

1. Fixed Assignment Schedulling: Protokol ini mengalokasikan suatu bagian yang sifatnya tetap kepada setiap user.

2. Kelemahan sistem ini terletak pada in-efiesiensi jaringan, karena time slot atau frekuensi yang telah dialokasikan untuk user tertentu tidak dapat digunakan oleh user lain walaupun time slot atau frekuensi tersebut tidak digunakan.

3. Demand Schedulling: Protokol ini mengalokasikan jaringan kepada setiap user yang memiliki paket data yang hendak dikirimkan.

Contention: Waktu pengiriman dipilih secara acak, Tidak dilakukan penjadwalan pada transmisi paket, sehingga setiap user memiliki kebebasan untuk mengirim paket data kapan saja. Cara Transmisi Contention Untuk menghindari terjadinya tabrakan antar paket data dilakukan dengan :

1. Repeated random access protocol: Protokol ini dilakukan dengan metode ALOHA, slotted ALOHA, dan CSMA (carrier sense multiple access).

2. Random access with reservation: Pada protokol ini, user yang berhasil mengirim paket data ke penerima, akan memperoleh alokasi kanal yang disebut reservasi, untuk pengiriman paket data selanjutnya.

3. Random Access Protocol:

a. Slotted ALOHA (untuk satellite communication)

b. ALOHA (untuk satellite communication)

c. Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection (CDMA/CD) (Untuk LAN)

d. Carrier Sense Multiple Access/Collision Avoidance (CDMA/CA) (Untuk Wireless Communication)

Channel Partitioning Protocol:

  1. TDM (Time Division Multiplexing)
  2. FDM (Frequency Division Multiplexing)
  3. CDMA (Code Division Multiple Access)

Ethernet:

· Ethernet adalah teknologi jaringan yang dibuat dan dipatenkan perusahaan Xerox.

· Pertama kali diusulkan oleh Robert Metcalfe pada tahun 1972.

· Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD.

· Kecepatan transmisi data di ethernet sampai saat ini adalah 10 Mbps (Ethernet), 100 Mbps (Fast Ethernet) dan 1Gbps (Gigabit Ethernet).

· Distandarkan oleh IEEE sejak 1978 dengan nama IEEE 802.3.

Standarisasi Ethernet:

1. 10Base5 (thicknet): 10 à 10 Mbps (maximum data rate). Base à komunikasi baseband. 5 à Panjang segmen maksimum 500m.

2. 10Base2 (cheapernet atau thinnet): 10 à 10 Mbps (maximum data rate). Base à komunikasi baseband. 2 à Panjang segmen maksimum 185m.

3. 10BaseT: Network Card, UTP Cable Cat 3, RJ-45 Connector. Panjang segmen maksimum 100m.

4. 100BaseT (Fast Ethernet): Kecepatan maksimum transmisi data 100 Mbps. Jenis kabel: UTP Cat 5 (Category 5). Panjang segmen maksimum 100m.

5. 100Base-FX dan 100Base-SX: Menggunakan optical fiber. Panjang segmen maksimum untuk 100Base-FX 300m untuk komunikasi half-duplex. Panjang segmen maksimum untuk 100Base-SX 400.

Cara Pengkabelan UTP ada 2:

1. Straight-Through UTP Cabling

2. Crossover UTP Cabling

Friday, August 5, 2011

Akuntansi 2: Contoh Soal Persediaan, bruto, eceran

Contoh Soal Persediaan:

Tgl 2: Persediaan awal : 100 unit

Harga : 100 / unit

Tgl 3: Pembelian : 200 unit

Harga : 110 / unit

Tgl 5: Penjualan : 150 unit

Harga : 150 / unit

Tgl 10: Pembelian : 200 unit

Harga : 120 / unit

Tgl 15: Pembelian : 100 unit

Harga : 125 / unit

Tgl 20: Penjualan :250 unit

Harga : 150 / unit

Tgl 25: Penjualan :50 unit

Harga : 150 / unit

Jawaban:

Pembelian:

100 x 100 = 10.000

200 x 110 = 22.000

200 x 120 = 24.000

100 x 125 = 12.500

Barang siap dijual = 10.000 + 22.000 + 24.000 + 12.500 = 68.500

Jumlah pembelian = 100 + 200 + 200 + 100 = 600

Penjualan:

150 x 150 = 22.500

250 x 150 = 37.500

50 x 150 = 7.500

Jumlah Penjualan = 150 + 250 + 50 = 450

Penjualan bersih = 22.500 + 37.500 + 7.500 = 67.500

Sisa = (Jm Pembelian – Penjualan) = 650 - 450 = 150

FIFO:

100 x 125 = 12.500

50 x 120 = 6.000

Persediaan akhir = 12.500 + 6.000 = 18.500

HPP = Brg siap dijual – persediaan akhir = 68.500 – 18.500 = 50.000

Laba Kotor = Penjualan bersih – HPP = 67.500 – 50.000 = 17.500

LIFO:

100 x 100 = 10.000

50 x 110 = 5.500

Persediaan akhir = 10.000 + 5.500 = 15.500

HPP = Brg siap dijual – persediaan akhir = 68.500 – 15.500 = 53.000

Laba Kotor = Penjualan bersih – HPP = 67.500 – 53.000 = 14.500

Average:

Persediaan akhir: Barang siap dijual / jumlah pembelian = 68.500 / 600 = 17.125

HPP = Brg siap dijual – persediaan akhir = 68.500 – 17.125 = 51.375

Laba Kotor = Penjualan bersih – HPP = 67.500 – 51.375 = 16.125

Contoh soal metode eceran:

Jika penjualan $75.000, berapa harga pokok persediaan akhir, berapa harga pokok penjualan, berapa laba kotornya, jika :

Persediaan awal (harga pokok) : 36.000

Harga jual : 50.000

Pembelian bersih (harga pokok) : 124.000

Harga jual : 170.000

Penjualan bersih : 150.000

Jawaban:

Menentukan harga pokok:

Persediaan tersedia dijual: Persediaan awal + pembelian bersih = 36.000 + 124.000 = 160.000

Menentukan harga jual:

Persediaan tersedia dijual: HJ Persediaan awal + HJ pembelian bersih = 50.000 + 170.000 = 220.000

Persentase harga pokok terhadap harga jual:

Jumlah harga pokok persediaan tersedia dijual / Jumlah harga jual persediaan tersedia dijual =

160.000 / 220.000 = 0,72 x 100% = 72,7% = 73%

Persediaan akhir = Persediaan tersedia dijual (HJ) – Penjualan bersih

= 220.000 – 150.000 = 70.000

HPP = Persediaan tersedia dijual (HP) – (Persentase HP / HJ x persediaan akhir)

= 160.000 – ( 73% x 70.000)

= 160.000 – 51.100 = 108.900

Contoh soal metode laba bruto:

berapa harga pokok persediaan akhir, berapa harga pokok penjualan, berapa laba kotornya, jika :

Persediaan awal : 20.000

Pembelian bersih : 70.000

Potongan pembelian : 1.500

Retur pembelian : 2.500

Biaya angkut : 2.000

Penjualan : 65.000

Retur penjualan : 1.000

Potongan penjualan : 500

Estimasi laba kotor : 25%

Jawaban:

Persediaan barang siap dijual:

(Persediaan awal + pembelian bersih + biaya angkut pemb) – (Retur pemb – Potongan pemb)

= (20.000 + 70.000 + 2.000) – (2.500 + 1.500)

= 92.000 – 4.000 = 88.000

Penjualan bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan penjualan)

= 65.000 – (1.000 + 500) = 63.500

Taksiran laba kotor = 25% x 63.500 = 15.875

HPP = Penjualan bersih – Taksiran laba kotor

= 63.500 – 15.875 = 47.625

Persediaan akhir = Persediaan barang siap dijual – HPP

= 88.000 – 47.625 = 40.375

Teori dan Perhitungan Aktiva Tetap

AKTIVA TETAP

DIFINISI

Aktiva Tetap adalah:

Aktiva yang jangka pemakaiannya lama, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki untuk tidak dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta yang nilainya cukup material.

HARGA PEROLEHAN

Harga perolehan adalah : semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di tempat dan siap dipakai.

- Aktiva yang diperoleh gabungan

- harga perolehan angsuran.

PENYUSUTAN

Semua jenis aktiva tetap (kecuali tanah) akan berkurang/ menurun kemampuannya seiring dengan berlalunya waktu.

Menurunnya kemapuan tersebut disebabkan oleh :

- pemakaian

- Keausan

- Ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta

- Keterbelakangan teknologi

Penyusutan adalah pengakuan akan adanya penurunan kemampuan dari suatu aktiva tetap.

Pengakuan ini harus dicatat sebagai beban, yaitu beban penyusutan dan akumulasi penyusutan

Akumulasi penyusutan adalah perkiraan kontra dari aktiva tetap yang bersangkutan yang digunakan untuk mencatat secara kumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan.

Nilai Buku adalah aktiva tetap yang belum disusutkan, atau selisih antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan

METODE PENYUSUTAN

Faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan :

1. Dasar penyusutan

2. Taksiran manfaat

Dasar Penyusutan

Adalah nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan :

1. Harga Perolehan :

- Harga perolehan itu sendiri

- Harga perolehan – Nilai Sisa

2. Nilai Buku

Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir masa manfaat.

Taksiran Manfaat

Taksiran manfaat mencerminkan besarnya kapasitas/ manfaat aktiva tetap selama dapat dipakai.

Dinyatakan dalam :

- lamanya jangka waktu pemakaian (umur berguna atau masa manfaat)

- kapasitas produksi yang dapat dihasilkan

Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tariff penyusutan.

RUMUS PENYUSUTAN

Biaya penyusutan = TarifPenyusutan X Dasar Penyusutan

Beberapa metode untuk menghitung penyusutan :

- Metode garis lurus (straight line)

- Metode saldo menurun (declining balance)

- Metode Jumlah angka tahun (sum of the years digit)

- Metode unit produksi (unit of production)

Metode Garis Lurus (straight line)

Dalam metode ini, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap.

Rumus :

Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan

Tarif penyusutan = 100 %

Umur aktiva tetap

Dasar Penyusutan = Harga Perolehan - Nilai Sisa

Metode Saldo Menurun (declining balance)

Dalam metode saldo menurun, biaya penyusutan makin menurun dari tahun-ke tahun. Dengan anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetpa dalam memberikan jasanya, juga akan makin menurun.

Rumus :

Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan

Tarif penyusutan = Dua kali tarif metode garis lurus

Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode

Metode Jumlah angka tahun (sum of the years digit)

Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.

Rumus :

Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan

Dasar Penyusutan = Harga Perolehan - Nilai Sisa

Tarif penyusutan = Pecahan yang makin lama makin kecil, dengan pembilang adalah angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Pembilang untuk tahun pertama adalah angka tahun terakhir, pembilang tahun kedua adalah angka tahun kedua setelah terakhir dan seterusnya. Sebagai penyebut adalah jumlah angka-angka tahun yang ada.

Metode Unit Produksi (unit of production)

Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Yang dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit-unit kegiatan lain.

Rumus :

Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan X Dasar Penyusutan

Tarif penyusutan = Produksi Aktual

Kapasitas Produksi

Dasar Penyusutan = Harga Perolehan - Nilai Sisa

PERLAKUAN LAIN AKTIVA TETAP

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian.

Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan cara :

- dijual

- ditukarkan dengan aktiva lain

- dibuang (dihapuskan)

untuk mencatat transaksi di atas, yang pasti nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan, harus dikeluarkan dari catatan pembukuan.

Penjualan

Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan.

Nilai buku dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap.

Jurnal untuk mencatat penjualan :

Untung :

Kas Rp. xxx

Akumulasi penyusutan Rp. xxx

Aktiva tetap Rp. xxx

Keuntungan penjualan Rp. xxx

Rugi :

Kas Rp. xxx

Akumulasi penyusutan Rp. xxx

Kerugian penjualan Rp. xxx

Aktiva tetap Rp. xxx

Penukaran

Suatu aktiva yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva sejenis, atau dapat juga dilakukan dengan aktiva tetap yang tidak sejenis.

Dalam penukaran (trade-in) aktiva tetap, terlebih dahulu harus ditentukan nilai tukarnya (trade-in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan harga aktiva baru merupakan jumlah yang harus dibayar. Selisih nilai tukar dengan nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran. Jika nilai tukar lebih besar dari nilai buku, maka diperoleh keuntungan, jika sebaliknya, maka diperoleh kerugian.

Ada dua cara pencatatan untuk penukaran :

  1. penukaran aktiva tetap tidak sejenis
  2. penukaran aktiva tetap sejenis

pencatatan penukaran aktiva tetap. (untung)

Tidak sejenis :

Aktiva tetap B Rp. XXX

Akumulasi peny. Rp. XXX

Aktiva tetap A Rp. XXX

Kas Rp. XXX

Keuntungan penukaran Rp. XXX

Sejenis :

Aktiva tetap A Rp. XXX

Akumulasi peny. Rp. XXX

Aktiva tetap A Rp. XXX

Kas Rp. XXX

( keuntungan penukaran, mengurangi harga perolehan aktiva tetap yang baru)

pencatatan penukaran aktiva tetap. (rugi)

Tidak sejenis :

Aktiva tetap B Rp. XXX

Akumulasi peny. Rp. XXX

Kerugian penukaran Rp. XXX

Aktiva tetap A Rp. XXX

Kas Rp. XXX

Sejenis :

Aktiva tetap A Rp. XXX

Akumulasi peny. Rp. XXX

Kerugian penukaran Rp. XXX

Aktiva tetap A Rp. XXX

Kas Rp. XXX

Penghapusan

Apabila aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan, maka aktiva tetap tersebut bisa dihapuskan apabila sudah tidak bermanfaat. Apabila penghapusan ini terjadi, maka akan terjadi kerugian sebesar nilai buku aktiva tetap tersebut.

Cara pencatan :

Akumulasi peny. Rp. XXX

Kerugian penghapusan Rp. XXX

Aktiva tetap Rp. XXX

Contoh Soal:

Sebuah perusahaan dagang membeli mesin Rp 60 juta, ongkos angkut Rp 3 juta, biaya pemasangannnya Rp 2 juta, diperkirakan masa ekonomisnya 5 tahun, dengan nilai sisa 15 juta, diminta buat daftar penyusutan aktiva tetap mulai tahun 1 sd terakhir.

a) Jika dibeli tgl 3 januari 2005

b) Jika dibeli tgl 3 juni 2005

  1. Metode Garis lurus

Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa

= (60+3+2) – 15

= 50

Tarif penyusutan = 100% / umur aktiva tetap

= 100& / 5

= 20%

Biaya penyusutan = Tarif penyusutan X dasar penyusutan

= 20% X 50

= 10

Nilai Buku = Harga Perolehan – Ak.Penysutan (biaya peny 1)

= 65 – 10

= 55

Tahun

Harga perolehan

Biaya Penyusutan

Ak. Penyusutan

Nilai Buku

2005

65.000.000

10.000.000

10.000.000

55.000.000

2006

65.000.000

11.000.000

21.000.000

44.000.000

2007

65.000.000

8.800.000

29.800.000

35.200.000

2008

65.000.000

7.040.000

36.840.000

28.160.000

2009

65.000.000

5.632.000

42.472.000

22.528.000

  1. Metode Saldo Menurun

  1. Jika dibeli tgl 3 januari

Dasar Penyusutan = Nilai buku awal periode (harga perolehan)

= 65

Tarif Penyusutan = 2x tarif metode garis lurus

= 100% / 5 x 2

= 40%


Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan X dasar penyusutan

= 40% X 65

= 26

Nilai Buku = Harga Perolehan – Ak.Penysutan (biaya peny 1)

= 65 – 26

= 39

Tahun

Harga perolehan

Biaya Penyusutan

Ak. Penyusutan

Nilai Buku

2005

65.000.000

26.000.000

26.000.000

39.000.000

2006

65.000.000

15.600.000

41.600.000

23.400.000

2007

65.000.000

9.360.000

50.960.000

14.040.000

2008

65.000.000

5.616.000

56.576.000

8.424.000

2009

65.000.000

3.369.600

59.945.600

5.054.400

  1. Jika dibeli tgl 3 juni 2005

Biaya Penyusutan = 7 / 12 x 40% x 65.000.000

= 0,58 x 40% x 65.000.000

= 0,23 x 65.000.0000

= 15.166.667

Nilai Buku = 65.000.000 – 15.166.667

= 49.833.333

Tahun

Harga perolehan

Biaya Penyusutan

Ak. Penyusutan

Nilai Buku

2005

65.000.000

15.166.667

15.166.667

49.833.333

2006

65.000.000

19.933.333

35.100.000

29.900.000

2007

65.000.000

11.960.000

47.060.000

17.940.000

2008

65.000.000

7.176.000

54.236.000

10.764.000

2009

65.000.000

4.305.600

58.541.600

6.458.400

  1. Metode jumlah angka tahun

a) Jika dibeli 3 januari 2005

Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa

= (60+3+2) – 15

= 50

Tarif Penyusutan = X / Y = 1,2,3,4, ...., n / 1+2+3+4....+n

Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan X dasar penyusutan

= th 1: 5 / 15 x 50.000.000 = 16.666.667

= th 2: 4 / 15 x 50.000.000 = 13.333.333

= th 3: 3 / 15 x 50.000.000 = 10.000.000

= th 4: 2 / 15 x 50.000.000 = 6.666.667

= th 5: 1 / 15 x 50.000.000 = 3.333.333

Nilai Buku = Harga Perolehan – Ak.Penysutan (biaya peny 1)

= 65.000.000 – 16.666.667

= 48.333.333

Tahun

Harga perolehan

Biaya Penyusutan

Ak. Penyusutan

Nilai Buku

2005

65.000.000

16.666.667

16.666.667

48.333.333

2006

65.000.000

13.333.333

30.000.000

35.000.000

2007

65.000.000

10.000.000

40.000.000

25.000.000

2008

65.000.000

6.666.667

46.666.667

18.333.333

2009

65.000.000

3.333.333

50.000.000

15.000.000

b) Jika dibeli 3 juni 2005

Biaya Penyusutan:

2005 = 7 / 12 x 5 / 15 x 50.000.000 = 9.722.222

2006 = 5 / 12 x 5 / 15 x 50.000.000 = 6.944.444

= 7 / 12 x 4 / 15 x 50.000.000 = 7.777.778 +

= 14.722.222

2006 = 5 / 12 x 4 / 15 x 50.000.000 = 5.555.556

= 7 / 12 x 3 / 15 x 50.000.000 = 5.833.333 +

= 11.388.889

2006 = 5 / 12 x 3 / 15 x 50.000.000 = 4.166.667

= 7 / 12 x 2 / 15 x 50.000.000 = 3.888.889 +

= 8.655.556

2006 = 5 / 12 x 2 / 15 x 50.000.000 = 2.777.778

= 7 / 12 x 1 / 15 x 50.000.000 = 1.944.444 +

= 4.722.222

2005 = 5 / 12 x 1 / 15 x 50.000.000 = 1.388.889

Tahun

Harga perolehan

Biaya Penyusutan

Ak. Penyusutan

Nilai Buku

2005

65.000.000

9.722.222

9.722.222

55.277.778

2006

65.000.000

14.722.222

24.444.444

40.555.556

2007

65.000.000

11.388.889

35.833.333

29.166.667

2008

65.000.000

8.655.556

43.888.889

21.111.111

2009

65.000.000

4.722.222

48.611.111

16.388.889

2010

65.000.000

1.388.889

50.000.000

15.000.000

Contoh Soal Aktiva yang ditukar:

Vixion => NB (nilai buku) = 8 juta

Ninja => HP (Harga perolehan) = 40 juta

  • Jika Vixion itu dibeli / nilai tukarnya (NT) adalah 7 juta, dan harga perolehannya 20 juta.
  1. Atas penukaran tersebut untung / rugi
  2. Berapa jumlah yang harus dibayar atas penukaran tersebut
  3. Bagaimana pencatatannya

Jawaban:

  1. Rugi = NB – NT = 8 juta – 7 juta = 1 juta
  2. Jumlah yang harus dibayar = (HP ninja – NT Vixion) = 40 juta – 7 juta = 33 juta
  3. Cara pencatatannya:

Akumulasi penyusutan Rp 12.000.000 (HP-NB)

Kendaraan (Ninja) Rp 40.000.000

Kerugian Rp 1.000.000

Kendaraan (Vixion) Rp 20.000.000

Kas Rp 33.000.000

  • Jika nilai tukar 10 juta;

  1. Untung = 10 juta – 8 juta = 2 juta
  2. Jumlah yang harus dibayar = (HP ninja – NT Vixion) = 40 juta – 10 juta = 30 juta
  3. Cara Pencatatannya:

Akumulasi penyusutan Rp 38.000.000 (HP-NB)

Kendaraan (Ninja) Rp 12.000.000

Kendaraan (Vixion) Rp 20.000.000

Kas Rp 30.000.000