CARREFOUR
Sejak masuk Indonesia pertama kali bulan Oktober 1998, Carrefour sudah menantang dengan konsep harga murah dan promosi yang efektif. Manajemen Carrefour dalam berbagai kesempatan selalu mengatakan, kunci sukses Carrefour menembus pasar Indonesia adalah karena menawarkan harga bersaing, pilihan yang lengkap, kualitas yang baik dan layanan yang memuaskan.
Khusus soal harga murah, strategi yang ditempuh Carrefour sebenarnya tak jauh berbeda dari hypermarket lain, yakni membeli langsung ke produsen, membeli barang dalam jumlah besar, tidak mengambil margin tinggi dan tidak menerapkan sistem konsinyasi. Namun, posisinya yang ada di atas saat ini membuat beberapa langkah Carrefour — sesungguhnya juga dilakukan pemain lain — mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, terutama dalam hubungannya dengan pemasok. ?Carrefour termasuk hypermarket yang kaku dan banyak menekan terhadap supplier,? komentar seorang manajer perusahaan distribusi consumer goods yang enggan disebut namanya.
Melihat situasi yang berkembang, hypermarket lain tampaknya memilih menjauh dari pertempuran lokasi yang memusingkan. Giant, Hypermart, Makro dan The Club Store cenderung membuat pijakan di pinggir kota, bahkan di luar Jabodetabek. Giant, umpamanya, mengembangkan gerai pertamanya justru di Surabaya dan Tangerang. Begitu pula Hypermart yang mengawalinya dari Serpong, Tangerang. Agak berbeda dari The ClubStore; berawal dari Medan (1996) langsung menembus Jakarta (SCBD), dan diikuti di Kelapa Gading dan Bali.
Kelebihan
- Harga barang carrefour murah.
- Carrefour memiliki jaringan yang sangat luas.
- Carrefour sangat agresif dalam melakukan ekspansi globalnya di 8 negara Asia.
- Carrefour memiliki strategi disentralisasi dalam mengoperasikan outletnya.
- Carrefour juga memiliki divisi trading yang baik.
Kekurangan
- Carrefour melakukan kecurangan dengan cara memanfaatkan kelemahan hukum diindonesia dengan cara langsung memasuki ditengah – tengah kota.
- Harga supermarket carrefour satu dengan yg lain berbeda.
- Selalu terjadi kekurangan salah satu produk barang.
- Carrefour termasuk hypermart yang kaku dan banyak menekan terhadap suplier.
- Terjadinya monopoli waktu, seharusnya kriter modern seperti carrefour, buka pukul 10.00 pagi – 22.00 malam. Tetapi carrefour membuka pukul 08.00 – 24.00.
GIANT
Hipermarket Giant adalah salah satu hypermarket yang berdiri di Indonesia disamping Hipermarket Carrefour dan Hipermarket Hypermart yang tersebar di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, Sidoarjo, Surabaya dan Bandung. Hipermarket Giant buka dari pukul 09.00 pagi hingga jam 22.00 malam. Pada event midnight sale yang diadakan beberapa kali dalam sepekan buka hingga pukul 24.00 malam pada gerai tertentu.
Hipermarket Giant tidak hanya memberikan harga yang murah pada produk-produk yang dijualnya kepada masnyarakat, namun juga memberikan pilihan dan koleksi produk yang beraneka ragam sehingga masyarakat senang melakukan kegiatan belanja di Hipermarket Giant.
Beberapa bentuk jaminan dan layanan tambahan gratis yang diberikan oleh Hipermarket Giant untuk memuaskan pelanggan di antaranya adalah :
1. Ada yang lebih murah? Kami ganti selisihnya 3 kali!
2. Tidak Puas? Kembalikan saja!
3. Harga kasir tidak sama harga di rak? Bayar yang termurah.
4. Bebas Biaya Antar.
5. Parkir gratis di beberapa lokasi gerai Hipermarket Giant.
6. Berbelanja dengan sistem kredit dari Sumber kredit.
Tentu saja bentuk-bentuk jaminan di atas memiliki banyak persyaratan khusus agar mereka tidak rugi. Bentuk jaminan di atas cukup memberikan dampak efek psikologis yang besar pada perilaku konsumen
Kelebihan
- Giant dapat menggantikan posisi hero karena memiliki omset yg lebih besar dari Hero.
- Mempunyai produk dalam negri yang murah.
- Pertama didunia yang telah mengadopsi konsep Green Lighting Solution.
- Giant menerapkan strategi disfrerifikasi overlop produk – produk baru.
- Produk yang dilakukan adalah by Email.
- Pengiriman produk dibuat seaman mungkin.
Kekurangan
- Kotor dan pencahayaannya redup.
- Pisped kamar mandi mampet.
- Digiant belum ada orang yang menginformasikan penawaran produk.
- Kesan Lux sama sekali tidak ada di Giant.
- Terkesan masih tradisional dan kurang modern.
Makro
Ternyata setelah kurang lebih 2 tahun berjuang dengan berbagai macam cara untuk tetap suvive di belantara dunia bisnis retail di Indonesia, para pemegang saham PT. Makro Indonesia mengibarkan bendera putih. Alias menyerah, hal ini ditandai dengan rencana penjualan seluruh saham PT. Makro Indonesia kepada investor baru.
Tampaknya perebutan saham Makro akan seru, karena konon yang terlibat disini tidak hanya pemain lama, tetapi juga pemain baru di dunia retail Indonesia.
Keberadaan Makro di Indonesia, boleh dibilang sebagai salah satu pelopor bisnis retail skala besar di Indonesia. Pada saat Makro masuk ke Indonesia, hampir tidak ada pemain dunia lain yang masuk ke sini. Dan dari sinilah banyak “alumni” Makro yang akhirnya mengisi posisi penting di bisnis retail Indonesia dekade 2000an saat Carrefour, Giant, dan Hypermart mulai bermain.
Bisnis yang diterapkan Makro sebenarnya sedikit unik. Target pasar mereka adalah retailer menengah kecil, dan horeka [hotel, restaurant, dan katering]. Berbeda dengan target pasar retailer besar lain. Tetapi pasar juga yang menentukan bahwa bisnis seperti ini tidak bisa berjalan sesuai yang direncanakan semula.
Sebenarnya tanda-tanda menyerahnya Makro, sudah terlihat di awal tahun 2000an, saat pemain lain begitu ekspansif membuka outlet baru, baik di Jabotabek maupun kota-kota lain. Makro justru adem ayem.
Hal ini bukannya tidak disadari oleh pihak Makro sendiri. Berbagai upaya dilakukan, seperti mengembalikan bisnis Makro ke jalur semula, yakni warung dan horeka. Karena saat pemain lain masuk ke dunia retail, Makro terbawa arus bertempur berebut konsumen.
Langkah lain adalah dengan merekrut SDM handal di industri retail. Hal ini ditandai dengan hadirnya muka-muka “baru” di jajaran Makro. Meskipun sebenarnya mereka pemain lama di industri ini. Hal ini jelas membutuhkan ongkos yang tidak sedikit.
Akhirnya, daya tahan mereka ternyata terbatas. Genap 2 tahun setelah pembenahan Makro Indonesia dimulai, perusahaan itu bakal dijual pemiliknya.
Kelebihan
- Biaya operasionalnya lebih rendah dibanding yang lain.
- Dalam hal tenaga kerja makro hanya membutuhkan 100 orang.
- Makro sangat diuntungkan karena membeli produk dalam jumlah besar sehingga memiliki posisi tawar sangat kuat.
- Menembak langsung konsumen dipusat belanja.
- Harga barang makro dijual murah.
Kekurangan
- Cenderung berada diluar kota.
- Pembelian harus menjadi anggota dari mal tersebut.
- Pembeli harus mentaati peraturan misal : tidak boleh bawa anak kecil,payung dan kamera.
- Plastik belanja pun tidak gratis
- Bentuk mal bangunannya tunggal dan tidak menyatu.
Hero
Bagi Hero, persaingan yang dihadapinya makin lama makin ketat. Celakanya, persaingan itu tidak berimbang. Kenyataan inilah yang mengharuskan Hero menentukan sikap. Manajemen Hero, yang sebelumnya masih wait and see, kini ibarat petarung yang siap mengerek bendera perang tinggi-tinggi. Tekad untuk bertarung sudah dimulai lewat rapat umum pemegang saham Jumat dua pekan silam. Di situ diputuskan untuk tidak membagikan dividen. Keuntungan yang diperoleh tahun lalu akan dipakai sepenuhnya untuk ekspansi usaha. Dalam rangka itu, Hero akan menambah tiga sampai lima outlet (gerai) supermarket dan dua sampai tiga cabang hipermarket Giant dengan dana sekitar Rp 100 miliar. Tampaknya, target utama Hero ialah menjadikan Giant sebagai tumpuan untuk menggenjot pendapatan, sekaligus menantang Carrefour. Carrefour? Kehadiran perusahaan eceran asal Prancis itu bak duri dalam daging bagi banyak perusahaan eceran di Indonesia. Dengan status sebagai hipermarket, mestinya Carrefour tidak diizinkan beroperasi di dalam kota. Tentang ini sudah banyak protes disuarakan. Toh izin bagi Carrefour diberikan juga ketika pemerintahan Habibie masih berkuasa. Nah, sejak itu gerak maju Carrefour nyaris tak terbendung. Hal ini lebih dimungkinkan karena Carrefour mendirikan imperium bisnisnya di pusat kota-seperti di Pasar Festival (Kuningan) atau Ratu Plaza (Senayan), Jakarta. Memang, Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) berkali-kali memprotes Pemerintah Daerah Jakarta. Tapi protes itu tidak digubris. Sementara itu, Carrefour terus saja membangun gerainya di berbagai lokasi strategis. Terakhir, Carrefour membuka cabangnya yang ke-10 di Mal Ambassador, Kuningan, Jakarta, Desember silam. Tampaknya, bagi Hero, sudah tiba masa untuk menantang Carrefour. Pilihan lain memang tak ada. Simaklah laba bersih Hero yang terus menurun selama empat tahun terakhir. Pada 1999, Hero mampu membukukan laba bersih Rp 91 miliar (Rp 14,4 miliar di antaranya berasal dari pembayaran klaim asuransi atas sejumlah gerai Hero yang terbakar). Namun, tahun lalu laba bersih Hero tinggal sepertiganya. Memang, dalam periode 1999 -2002, penjualan Hero terus meningkat. Tapi, pada saat yang sama, biaya operasional juga naik, terutama tarif listrik yang terus menanjak. Sialnya, Hero tak bisa menaikkan harga sembarangan lantaran pesaing seperti Carrefour bisa memasang harga yang jauh lebih rendah. “Persaingan itu yang membuat margin Hero tipis,” kata Rani Sofjan, analis Bahana Securities.
Kelebihan
- Hero memiliki managemen yang baik.
- Berkinerja baik pada hampir semua variabel yang diuji.
- Peta posisi perbandingan berpasangan hero paling sama dengan hari – hari pasar swalayan.
- Sebagai piones bisnis title diIndonesia dengan pemodalan domesik.
- Hero memiliki cabang lain seperti Giant.
Kekurangan
- Hero kalah bersaing dipasar minimarket dengan alfa.
- Bentuk position strategi masuk belum menyesuaikan situasi saat ini.
- Strategi promosi hero kurang menonjol.
- dalam periode 1999 -2002, penjualan Hero terus meningkat. Tapi, pada saat yang sama, biaya operasional juga naik, terutama tarif listrik yang terus menanjak. Sialnya, Hero tak bisa menaikkan harga sembarangan lantaran pesaing seperti Carrefour bisa memasang harga yang jauh lebih rendah.
- Dulu Hero Berjaya , sekarang hero sangat terjepit karena banyak pesaing – pesaing yang kuat.